Rabu, 26 Juni 2013

PROTISTA


DOWNLOAD MATERI : Klik disini

Standar Kompetensi :  
2.   Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

Kompetensi Dasar   : 
2.3    Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan

Indikator Pencapaian Kompetensi
•    Mendeskripsikan ciri-ciri Protista yang menyerupai hewan,menyerupai tumbuhan dan menyerupai jamur.
•    Mengelompokkan contoh Protista yang menyerupai hewan, tumbuhan, dan jamur.
•    Mengidentifikasi Protista yang menguntungkan dan merugikan manusia.


MATERI

Kingdom Protista adalah kingdom yang anggotaanya sangat beragam mencakup semua makhluk hidup eukariotik (intinya mempunyai selaput/membran inti) yang sebagian besar bersel satu (uniseluler) sampai bersel banyak (multiseluler) yang sederhana/belum ada diferensiasi sel.

Protista dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar :
  1. Protista mirip hewan (protozoa)
  2. Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
  3. Protista mirip jamur (jamur lendir/dan jamur air)
Berdasarkan cara memperoleh makanan, protista dikelompokkan atas:
  • Protista autototrof, yaitu protista yang mempunyai klorofil sehingga dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik menggunakan energi cahaya. Contohnya : Alga/ganggang
  • Protista heterotrof, yaitu protista yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga memerlukan makanan organik dari lingkungannya. dengan cara :
  1. Fagositosis, yaitu proses memakan makhluk hidup lain (misal : bakteri) dengan cara memasukkan makhluk hidup yang dimakan tersebut ke dalam sel. Contohnya: Protozoa
  2. Protista saprofit dan parasit, saprofit artinya mencerna makanan organik di luar sel dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati dan parasit artinya menyerap sari-sari makanan dari makhluk hidup inangnya. Contoh: jamur
1. Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos artinya pertama dan Zoon artinya hewan. Protozoa sering disebut hewan bersel satu (uniseluler). Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri melalui organel-organel yang secara fungsi analog dengan sistem organ pada hewan-hewan bersel banyak (metazoa).

Ciri-ciri Protozoa
1) Ukuran tubuh mulai dari 10 mikron-6 mm
2) Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris dan spiral
3) Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu sendiri
4) Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit
5) Cara mendapatkan makanan dibedakan menjadi : holozoik, saprofit, saprozoik, holozoik
6) Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll.


Klasifikasi Protozoa
Menurut Campbell (1998: 524), Protozoa merupakan hewan yang terdiri atas enam phylum. Keenam phylum tersebut adalah Rhizopoda (Sarcodina), Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa), Foraminifera, Apicomplexa (Sporozoa), oomastigophora (Zooflagellata), dan Ciliophora (Ciliata). Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keenam phylum tersebut, perhatikan uraian berikut.


1. Phylum Rhizopoda (sarcodina)
Kata Rhizopoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang berarti kaki. Habitat hewan ini ada di air tawar, air laut, di tempat yang basah, dan sebagian lagi bersifat parasit di dalam tubuh hewan ataupun manusia. Ciri khas Rhizopoda, yang sering disebut juga Sarcodina, adalah alat geraknya yang berupa kaki semu (pseudopodia). Kaki semu terbentuk karena adanya aliran sitoplasma, sebagai akibat perubahan sitoplasma dari fase padat (sol) ke fase kental (gel). Gerak yang ditimbulkannya disebut gerak amoeboid. Contoh Rhizopoda adalah Amoeba proteus yang umum ditemukan di perairan tawar. Selain sebagai alat gerak, kaki semu pada Amoeba juga berfungsi menangkap makanan. Pada saat mengambil makanan, pseudopodianya akan mengelilingi makanan yang akan dimakan. Proses ini disebut fagositosis (gambar dan video)
Fagositosis pada Amoeba
Gambar:  Fagositosis pada Amoeba. Amoeba menangkap makanannya menggunakan pseudopodia.
Video:  Fagositosis pada Amoeba. Amoeba menangkap makanannya menggunakan pseudopodia.

Makanan yang telah ditangkap akan dicerna oleh vakuola makanan. Kemudian, sisa makanan hasil pencernaan tersebut akan dikeluarkan melalui vakuola kontraktil (video). Selain berfungsi mengeluarkan sisa makanan, vakuola kontraktil berfungsi juga dalam mengatur kadar air di dalam tubuhnya. 


 Video:  pengeluaran pada Amoeba. Amoeba meninggalkan makanannya setelah dicerna.
Contoh lain dari phylum Rhizopoda adalah Entamoeba, Arcella, dan Difflugia.
Entamoeba dan Diffuglia
Gambar: Beberapa contoh Rhizopoda, adalah (a) Entamoeba dan (b) Diffuglia.
Beberapa jenis Entamoeba merupakan penyebab berbagai penyakit. Contohnya, Entamoeba dysentriae (penyebab penyakit disentri) dan Entamoeba histolitica (penyebab penyakit amebiasis) (Gambar). Protista patogen tersebut ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh Protista tersebut.

2. Phylum Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)
Actinopoda memiliki arti kaki yang memancar . Hal tersebut didasarkan pada keadaan pseudopodia yang tipis menyerupai jarum dalam jumlah banyak dan memancar yang disebut a opodia. Setiap actinopoda terbentuk dari ikatan mikrotubulus yang kuat. Mikrotubulus tersebut ditutupi oleh lapisan tipis dari sitoplasma. Sebagian besar Actinopoda merupakan plankton. Actinopoda terdiri atas Heliozoa dan Radiozoa (Gambar 3.6). Kebanyakan Heliozoa (sun animal) hidup di air tawar, sedangkan Radiozoa hidup di air laut. Radiozoa memiliki kulit yang lembut, tersusun atas silika yang merupakan bahan dasar gelas. Apabila organisme tersebut mati, kulit dari organisme tersebut akan berkumpul di dasar laut. Kulit dari Radiozoa tersebut akan terakumulasi dan membentuk lumpur yang dapat memiliki ketebalan hingga beberapa meter.
Radiozoa dan Heliozoa
Gambar : Actinopoda dibedakan menjadi (a) Radiozoa dan (b) Heliozoa.

3.  Phylum Foraminifera
Foraminifera berasal dari kata foramen yang berarti lubang. Sebagian besar hidup di laut dengan tubuh terlindung oleh kerangka luar yang tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3). Kerangka luar yang telah kosong dan terendam di dasar laut selama jutaan tahun akan membentuk lapisan tanah hitam yang disebut tanah globigerina (Gambar). Globigerina merupakan salah satu satu anggota genus Foraminifera yang paling dikenal.
kerangka Foraminifera
Gambar  Beberapa bentuk kerangka Foraminifera yang beraneka ragam dapat membentuk tanah globigerina.

4. Phylum Apicomplexa (Sporozoa)
Seluruh anggota dari phylum ini adalah parasit di dalam organisme lain. Beberapa di antaranya menyebabkan penyakit yang serius pada manusia. Apicomplexa disebut juga Sporozoa. Sporozoa adalah satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh Sporozoa yang terkenal adalah Plasmodium. Plasmodium dapat menyebabkan penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Ada banyak jenis Plasmodium, di antaranya P. falciparum, penyebab penyakit malaria tropikana dengan masa sporulasi (pembentukan spora aseksual) setiap 24 jam. Contoh lainnya adalah P. vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan sporulasi setiap 48 jam. Untuk mengetahui daur hidup P. vivax, perhatikanlah Gambar
Daur hidup Plasmodium vivax
Gambar  Daur hidup Plasmodium vivax
Penyakit malaria merupakan penyakit menahun karena Plasmodium dapat berada di dalam darah inangnya selama bertahun-tahun. Pencegahan penyakit ini lebih baik dilakukan daripada melakukan pengobatan. Plasmodium lainnya yang terkenal adalah P. malariae, penyebab penyakit malaria uartana dengan masa sporulasi setiap 72 jam. Contoh Sporozoa yang lain adalah Pneumocystis carinii dan Toxoplasma gondii. Pneumocystis carinii dapat menyebabkan penyakit pneumonia (paru-paru basah) yang biasanya terjadi pada pasien AIDS tahap awal. Adapun Toxoplasma gondii dapat menyebabkan to oplasmosis pada wanita hamil. Penyakit ini membahayakan bayi yang dikandungnya.

5.  Phylum oomastigophora (Zooflagellata)
Phylum Zoomastigophora dikenal juga sebagai Zooflagelata. Makhluk hidup heterotrof ini mengambil molekul organik dari lingkungannya atau mangsa melalui fagositosis (Gambar ). Zoomastigophora bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagela. Umumnya hidup sebagai sel soliter, tetapi ada beberapa yang hidup berkoloni. Zoomastigophora ada yang hidup bebas dan ada pula yang melakukan simbiosis dengan makhluk hidup lain. Contohnya, Trichonympha campanula yang hidup dalam usus rayap dan membantu rayap menguraikan molekul selulosa kayu. Zoomastigophora lainnya merupakan parasit yang membahayakan pada manusia dan hewan. Trypanosoma, menyebabkan penyakit tidur di Afrika yang disebarkan oleh gigitan lalat tse-tse. Trichomonas vaginalis menyebabkan penyakit kelamin (trichomoniasis) pada wanita dan penyakit saluran kelamin pada pria.


Video : Trypanosoma

Trypanosoma brucei; Giardia lamblia; Trichomonas
Gambar  Beberapa spesies Zoomastigophora adalah (a) Trypanosoma brucei; (b) Giardia lamblia; (c) Trichomonas.

6. Phylum  Ciliophora (Ciliata)
Karakteristik dari phylum Ciliophora terlihat dari silia mereka yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan serta untuk bergerak. Menurut Campbell (1998: 527), kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup sendiri di perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas dan jarang yang parasit di dalam organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota phylum ini tetap karena mengandung pelikel yang tersusun atas protein. Pelikel merupakan suatu selaput keras yang menyebabkan bentuk tubuhnya tetap. Contoh spesies dari phylum Ciliophora adalah Paramaecium caudatum. Protozoa tersebut dapat kita temukan di perairan sekitar kita, seperti di kolam maupun di sawah. Tubuh Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit. Paramaecium memiliki inti yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran kecil (mikronukleus). Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya metabolisme sel. Adapun mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel. Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis vakuola (kantung), yakni vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Paramaecium berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri (perhatikanlah Gambar dan Video). Adapun perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui proses konjugasi.
 Vedeo: Perkembangbiakan secara seksual pada Paramaecium.
Perkembangbiakan Paramaecium
Gambar: Perkembangbiakan secara seksual pada Paramaecium.
Keterangan
1. Dua individu Paramaecium melakukan fusi (penyatuan). Mikronukleus luruh.
2. Luruhnya mikronukleus menyebabkan diproduksinya empat mikronukleus yang haploid.
3. Tiga mikronukleus haploid luruh dan sisanya melakukan mitosis.
4. Terjadi perkawinan, setiap Paramaecium menukarkan mikronukleusnya.
5. Mikronukleus yang secara genetik berbeda melakukan fusi.
6. Mikronukleus melakukan pembelahan secara mitosis dan menghasilkan delapan mikronukleus yang sama.
7. Mikronukleus yang berasal dari individu itu sendiri luruh dan pembentukan makronukleus dimulai.
8. Individu baru terbentuk.
Beberapa contoh spesies phylum Ciliophora lainnya adalah Balantidium coli, Didinium, Stentor, Vorticella, dan Stylonychia (Gambar ). Didinium, Stentor, dan Vorticella mempunyai bentuk yang halus. Didinium mirip teko air bertangkai, sementara Stentor mirip terompet, dan Vorticella mirip lonceng. Beberapa anggota Ciliophora yang hidup di perairan tawar dapat dijadikan indikator pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor. Balantidium coli hidup parasit di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit balantidiasis (gangguan perut).
Balantidium coli
Gambar : (a) Balantidium coli (b) Stentor (c) Vorticella (d) Stylonychia
Berikut adalah tabel ciri umum sebagian filum yang termasuk Protozoa.
Tabel :  Perbandingan Protista Mirip Hewan
No
Filum
Ciri Umum
Contoh Spesies
1 Zoomastigophora Zooflagellata, menggunakan flagel untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa berkoloni Triconympha sp. dan Trypanasoma sp.
2 Rhizopoda Pseudopodia untuk bergerak dan memangsa Amoeba proteus
3 Actinopoda Memangsa dengan axopodia (pseudopodia yang runcing dan menyebar), memiliki rangka silika Helizoa dan Radiozoa
4 Apicomplexa Sebelumnya dikenal sebagai sporozoa, parasit pada hewan dan manusia dengan siklus hidup yang rumit Plasmodium
5 Ciliophora Cilia digunakan untuk bergerak dan memangsa, umumnya uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni Stylonychia sp., Paramaecium sp.
6 Foraminifera Memangsa dan bergerak menggunakan pseudopodia halus yang saling berhubungan Globigerina


2. Protista Mirip Tumbuhan (Alga/Ganggang)
 Protista mirip tumbuhan meliputi alga uniseluler dan multiseluler sederhana. Fosil protista mirip tumbuhan (alga) yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari zaman Precambrian 1,2–1,4 miliar tahun yang lalu. Dengan demikian, tak dapat dipungkiri bahwa protista mirip tumbuhan (alga) telah ada sepanjang zaman Paleozoic, yaitu sekitar 500 juta tahun yang lalu. 
Protista mirip tumbuhan uniseluler sering disebut juga sebagai fitoplankton, sedangkan Protista mirip tumbuhan multiselular sering disebut alga. Protista mirip tumbuhan fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun sebagian termasuk organisme mikroskopik, protista mirip tumbuhan memiliki peran yang sangat penting. protista mirip tumbuhan (Fitoplankton) di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua aktivitas fotosintesis yang ada di muka bumi ini, yaitu menyerap karbon dioksida, mengisi atmosfer dengan oksigen, dan menyokong siklus kehidupan dalam jaring-jaring makanan dalam kehidupan air. 
Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata), Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta.

Ciri dan Struktur Tubuh Alga

Protista mirip tumbuhan (Alga) memiliki ciri struktur tubuh yang beraneka macam, 

  • Alga telah memiliki membran inti sehingga termasuk eukariot
  • memiliki kloroplas yang berfungsi menyerap energi cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Selain klorofil, alga memiliki zat warna lainnya, yakni zat warna kuning (karoten), zat warna biru (fikosianin), zat warna merah (fikoeritrin), dan zat warna cokelat (fukosantin).
  • Ukuran tubuh. Ada alga yang berukuran mikroskopis dan ada pula alga yang berukuran makroskopis. 
  •  dapat ditemukan di tempat-tempat lembap, perairan tawar, dan laut.  
  • Ada alga yang uniselular dan ada pula yang multiselular. Alga uniselular biasanya hidup sendiri (soliter) atau hidup secara berkelompok (berkoloni). Protista mirip tumbuhan (Alga) uniselular yang hidup soliter, antara lain Chlamydomonas dan Chlorella. Adapun contoh alga yang hidup berkoloni, antara lain Volvox dan Pandorina. Sementara itu, contoh alga multiselular yang berbentuk seperti benang adalah Spirogyra dan ygnema; berbentuk lembaran, contohnya ulva, ucus, dan Gellidium; dan contoh alga yang bentuknya menyerupai tumbuhan tinggi adalah Sargassum dan Macrocystis. Perhatikan Gambar
 
                              a. Volvox                                                        b. Ulva

         Contoh alga yang uniselular berkoloni adalah (a) Volvox . (b) Contoh alga multiselular adalah Ulva.

Reproduksi Alga


Bagaimanakah dengan perkembangbiakan Protista mirip tumbuhan (alga)? Alga berkembang biak secara aseksual dan secara seksual. 

1. Perkembangbiakan aseksual Protista mirip tumbuhan terjadi melalui beberapa cara, di antaranya fragmentasi, membelah diri, dan pembentukan spora kembara. Perkembangbiakan Protista mirip tumbuhan secara fragmentasi terjadi pada alga yang berbentuk lembaran dan benang. Sementara itu, perkembangbiakan Protista mirip tumbuhan secara membelah diri umumnya terjadi pada alga uniselular. Adapun pada perkembangbiakan dengan cara pembentukan spora kembara, akan dihasilkan spora berflagela yang dapat berenang. Spora tersebut dinamakan spora kembara ( oospora) karena dapat berenang dan mengembara. Contoh alga yang melakukan perkembangbiakan dengan membentuk zoospora adalah Chlamydomonas sp. 

2. Perkembangbiakan generatif pada Protista mirip tumbuhan (alga) dapat dilakukan dengan cara isogami, anisogami, oogami, dan konjugasi. 

  • Isogami adalah peleburan dua sel kelamin yang bentuk dan ukurannya sama. Oleh karena bentuk dan ukuran sel kelamin tersebut sama maka tidak dapat dibedakan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina.
  • anisogami adalah peleburan antara dua sel kelamin yang bentuknya sama, tetapi ukurannya berbeda. Biasanya, sel kelamin jantan berukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel kelamin betina. 
  • oogami adalah peleburan antara dua sel kelamin yang bentuk dan ukurannya berbeda. Pada proses oogami dapat dibedakan antara sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Ovum berukuran lebih besar daripada sperma dan tidak berflagela. 
  • Konjugasi adalah perkembangbiakan generatif yang merupakan peristiwa peleburan dua sel kelamin yang sama ukuran dan bentuknya.
Dengan demikian, pada Protista mirip tumbuhan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina belum dapat dibedakan. Oleh karena itu, Protista mirip tumbuhan sering dikatakan bahwa perkembangan konjugasi identik dengan perkembangbiakan isogami. Contoh Protista mirip tumbuhan (alga) yang berkembang biak dengan cara konjugasi adalah Spirogyra. 

Klasifikasi Alga/Ganggang
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.

a.  Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.


Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.

Contoh alga cokelat, antara lain:


a) Fucus serratus                                                         b) Macrocystis pyrifera


 photo Sargassum vulgare
                   c) Sargassum vulgare                                                  d) Turbinaria decurrens



b. Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi.

Ciri-ciri alga merah
  • Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
  • Tidak memiliki flagela.
  • Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
  • Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
  • Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan bisaanya bersifat parasit pada alga lain.
  • Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Bisaanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Contoh dan Peranan alga merah dalam kehidupan 
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup. Beberapa alga merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis. Alga merah juga dapat menghasilkan carrageenan, suatu zat aditif yang dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Selain itu, alga merah yang dikeringkan banyak digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.

 
Eucheuma spinosum

Gelidium 
      Gracilaria


c.  Alga Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.

Ciri-ciri alga keemasan
  • Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
  • Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
  • Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
  • Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
Contoh dan Peranan alga keemasan dalam kehidupan
contoh :
 Vaucheria

         Navicula                                    ochromonas

Peran alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005; Solomon e( al. 2005).




d.  Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.


Ciri-ciri umum diatom
  • Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika). 
  • Inti sel berada di pusat sitoplasma,
  • Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih.
  • Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.
  • Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.
  • Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al. 2005).



e.  Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau adalah kelompok alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Dalam taksonomi, Chlorophyta semula semua alga yang tampak berwarna hijau dimasukkan sebagai salah satu kelas dalam filum/divisio Thallophyta, yaitu Chlorophyceae. Pengelompokan ini sekarang dianggap tidak valid karena ia tidak monofiletik, setelah diketahui bahwa tumbuhan merupakan perkembangan lanjutan dari anggota masa lalunya. Sebagai konsekuensi, alga hijau sekarang terdiri dari dua filum: Chlorophyta dan Charophyta, yang masing-masing monofiletik. Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.

Chlorophyta atau alga hijau terdiri dari ± 7.000 jenis yang hidup di perairan maupun di darat. Sejumlah alga hijau hidup di air laut, namun sebagian besar hidup di air tawar. Alga hijau ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni. Bentuk sel Alga hijau bermacam-macam. Alga hijau uniseluler dapat bergerak bebas karena memiliki flagela. Beberapa jenis alga hijau yang berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yang membantu melekat kuat pada bebatuan/substrat lain di dasar perairan. Chlorophyta disebut juga alga hijau. Disebut alga hijau karena pigmen dominan yang dikandungnya berwarna hijau. Pigmen berwarna hijau tersebut adalah klorofil. Klorofil dalam alga hijau terkumpul dalam suatu organel sel yang disebut kloroplas. Pada anggota phylum Chlorophyta, bentuk dari kloroplasnya bermacam-macam. Banyak spesies Chlorophyta uniseluler hidup sebagai plankton, mendiami tanah basah dan salju, atau bersimbiosis dengan organisme lain. Salah satu simbiosis mutualisme yang terkenal adalah simbiosis antara Chlorophyta dan Fungi (jamur), yang terkenal sebagai Lichenes (lumut kerak). Chlorophyta paling sederhana adalah organisme satu sel dengan dua flagela, yaitu Chlamydomonas. Chlamydomonas dan Chlorophyta yang serupa dengannya merupakan bentuk awal dari alga hijau. Chlamydomonas hidup secara autotrof dengan kloroplas tunggal. Chlamydomonas juga mempunyai vakuola kontraktil dan pirenoid. Kelebihan gula hasil fotosintesis disimpan sebagai pati di sekitar pirenoid.

Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh membran inti). Pigmen klorofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga alga ini berwarna hijau, pigmen lain yang dimiliki adalah karotena dan xantofil. Komposisi ini juga dimiliki oleh sel-sel tumbuhan modern. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut. Beberapa genus dari alga hijau mempunyai alat gerak berupa flagel dan bintik mata (stigma)

Alga hijau merupakan alga uniseluler maupun multiseluler yang memiliki klorofil yang dominan sehingga berwarna hijau. Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga pigmen karotin dan xantofil. Jenis alga ini hampir 90 % hidup di air tawar dan 10 % hidup di laut sebagai plankton, menempel pada batuan atau tumbuhan lain. Jenis-jenis alga hijau dikelompokkan menjadi:


1). Alga bersel satu tidak bergerak

  • Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar atau air laut, reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri, banyak digunakan untuk mempelajari fotosintesis. Chlorella adalah alga hijau uniselular yang memiliki bentuk koroplasnya berbentuk mangkuk. 
  • Cholococcum sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar, reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora secara generatif dengan isogami.
2). Bersel satu bergerak
  •  Chlamydomonas sp. Chlamydomonas merupakan alga hijau uniseluler yang berflagela. Berukuran antara 3 – 30 mikrometer, sering ditemukan di air tawar yang tergenang. Selnya berbentuk menyerupai bola agak lonjong dengan dinding sel dari bahan selulosa. Dua flagela muncul dari ujung depan sel. Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk mangkuk yang hampir mengisi seluruh ruangan di dalam sel. Satu atau beberapa butir pirenoid ditemukan di dalam sitoplasma. Chlamydomonas mempunyai bintik mata yang mengandung pigmen kemerahan terletak di pangkal flagela yang disebut stigma. Bintik mata ini peka terhadap cahaya. Vakuola kontraktil terletak di dekat flagela yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kestabilan tekanan osmotis sel. Chlamydomonas bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan isogami. Ketika akan membelah diri, flagela menghilang dan terbentuk kembali setelah sel anak dilepaskan dari sel induk. 
  • Euglena viridis, bentuknya seperti mata, memiliki sebuah flagel, klorofil dan sigma. Reproduksinya dengan membelah diri. Euglena ada juga mengelompokkannya ke dalam protozoa.
3). Berbentuk koloni yang bergerak Volvox globator
Volvok merupakan alga hijau berkoloni yang sering ditemukan di telaga dan danau. Koloninya berbentuk bola cukup besar sehingga tampak dengan mata telanjang. Sel-sel dalam koloni Volvox berjumlah antara 500 sampai sekitar 20.000 sel. Sel-sel tersebut tersusun dalam selaput tipis yang berfungsi sebagai kulit suatu bola berlubang. Bagian dalam koloni terisi dengan cairan berlendir dan seluruh sel dalam koloni diliputi oleh pembungkus seperti gelatin. Setiap sel terhubung dengan sel-sel yang berdampingan di sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox dalam keadaan bebas sangat mirip dengan Chlamydomonas. Volvox dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa koloni kecil di dalam bola. Koloni ini berkembang dengan serangkaian pembelahan sel yang bergerak bebas di dalam
koloni induk. Koloni-koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk. Reproduksi seksual Volvox bersifat oogami. Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan telur-telur yang tak bergerak. Beberapa sel yang lain menghasilkan banyak sperma motil yang akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot membesar dan membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dari koloni sel induk bersamaan dengan hancurnya koloni. Zigot kemudian tumbuh dan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.

4). Berbentuk koloni yang tidak bergerak
Hydrodiction sp, koloninya berbentuk jala, banyak ditemukan di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan fragmentasi dan secara generatif dengan konjugasi.


5). Berbentuk benang
Spirogyra merupakan alga berfilamen yang berukuran besar dan mempunyai daerah penyebaran yang luas. Spirogyra dapat dijumpai di permukaan kolam atau sungai yang alirannya tenang. Sel-sel Spirogyra tumbuh dalam filamen/benang-benang yang tidak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berpilin. Di dalam kloroplas terdapat pirenoid yang letaknya beraturan, biasanya dikelilingi oleh butiran-butiran pati. Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi benang-benang, yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi alga baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen yang berdekatan akan berhubungan dan membentuk tabung konjugasi. Seluruh isi salah satu sel (gamet pemberi) bergerak melalui tabung konjugasi untuk bersatu dengan protoplas sel yang lain (gamet penerima). Peleburan gamet menghasilkan zigospora bulat. Jika dinding sel induk larut, zigospora ini dilepaskan dan dapat berkecambah dan tumbuh membentuk filamen baru. Reproduksinya secara vegetatif dengan konjugasi. Spirogyra → plasmogami → kariogami → zigospora → individu baru.

6). Berbentuk lembaran Ulva
Ulva sering disebut selada laut karena morfologinya yang mirip selada. Ulva hidup di lautan dan sebagian hidup di air payau. Ulva pun dapat hidup di perairan yang terkena polusi bahan organik, misalnya perairan yang terpolusi oleh tinja. Ulva menempel pada dasar perairan. Tubuh talusnya berbentuk lembaran tipis melebar dan lebarnya dapat mencapai satu meter. Talus Ulva terdapat dua macam, yaitu talus haploid dan talus diploid. Secara morfologi, kedua macam talus ini berbentuk sama sehingga bersifat isomorfisme. Perkembangbiakan Ulva dapat dilakukan secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan secara aseksual, dengan membentuk zoospora yang memiliki flagela empat buah. Adapun secara seksual, telur ulva yang haploid akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina, berflagela dua yang berbentuk sama (isogamet). Gamet jantan tersebut akan membuahi gamet betina yang nantinya akan terbentuk zigot.

2 komentar:

  1. terima kasih bisa mendapatkan materi untuk mengajar. Tapi kenapa Protista tidak bisa didownload? MOneranya bisa *ngarep. terima kasih

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas materinya... sangat membantu dalam mencari refrensi... tapi jangan lupa di update a.... :)

    BalasHapus